Note: All English verses are translations of the meanings of the Qur'an which was revealed in Arabic
God Almighty says in the Holy Quran: "By Time, Indeed, mankind is in loss, Except for those who have believed and done righteous deeds and advised each other to truth and advised each other to patience."
Nabi Allah Syu'aib Alayhis Sallam. Kisah Para Nabi dan Rasul dalam Al-Quran. Dakwah Nabi Allah Syu'aib Alayhis Sallam
Syu'aib (Shuayb, Shuaib, Shuaib, Syuaib) artinya "Yang Menunjukkan Jalan Kebena-ran" Allah mengutus Nabi Allah Syu'aib Alayhis Sallam kepada penduduk Madyan yang berada di bagian barat laut Hijaz, tepatnya di daerah Al-Bada'.
"Dan
(Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syuaib. Ia
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, Tidak ada ilah (sembahan) bagimu
selainNya.
Sesungguhnya
telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah
takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang
takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi
sesudah Tuhan memperbaikinya.
Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman".
"Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakuti-nakuti dan
menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar
jalan Allah itu menjadi bengkok.
Dan
ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak
jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat
kerusakan." (Surah Al-A'raf 7: Ayat 85-86).
Penduduk
Madyan adalah orang-orang pandai berdagang dan bertani. Hanya saja mereka
sering menipu dan licik dalam berinteraksi terhadap sesama.
Jika membeli barang milik orang lain, mereka minta agat takaran atau timbangannya dilebihkan dari ukuran hak mereka. Sebaliknya, jika menjual, mereka akan berlaku curang dan mengurangi timbangan atau takaran yang menjadi hak orang lain.
Nabi
Syu'aib melarang mereka melakukan perbuatan tersebut dan mengingatkan akibat
dari perbuatan tercela itu. Namun, mereka tidak mengindahkannya sebagaimana
disebutkan dalam Al-Qur'an,
"Wahai nenek moyang kami atau melarang kami mengelola harta kami menurut cara yang kami kehendaki?. Sesungguhnya engkau benar-benar orang yang sangat penyantun dan pandai." (QS. Hud 11: Ayat 87).
Penduduk
Madyan telah menempuh jalan2 sesat, menyekutukan Allah, mengancam Nabi Syu'aib
dan orang-orang yang beriman dengan siksaan serta pengusiran. Hal ini
sebagaimana terekam dalam Al-Qur'an,
Kemudian
berlakulah Sunatullah terhadap orang-orang yang zhalim setelah mereka tetap
dalam kebatilannya dan berada pada jalan yang sesat. Allah berfirman,
"Pemuka-pemuka
dari kaumnya (Syu'aib) yang kafir berkata (kepada sesamanya):
"Sesungguhnya jika kalian mengikuti Syu'aib, tentu kamu jika berbuat
demikian (menjadi) orang-orang yang merugi'.
Kemudian
mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di
dalam rumah-rumah mereka, (yaitu) orang-orang yang mendustakan Syu'aib
seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu; orang-orang yang
mendustakan Syu'aib mereka itulah orang-orang yang merugi.
Maka Syu'aib meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasehat kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir?" (Surah Al-A'raf 7: Ayat 90-93).
Lalu
Allah mengutus Nabi Syu'aib kepada Ashabul Aikah (Penduduk Aikah) di daerah
Tabuk. Demikianlah menurut riwayat sejarawan yang paling kuat. Allah berfirman,
"Penduduk Aikah telah mendustakan rasul-rasul; ketika Syuaib berkata
kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah
seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepada kalian. maka bertakwalah kepada
Allah dan taatlah kepadaku," (QS. Asy-Syu'ara 26: Ayat 176-179).
Kata
Al-Aikah bermakna semak belukar yang melilit pepohonan. Bentuk jamaknya adalah
Aik. Mereka pun mulai menyembah Aikah tersebut dan tidak menyembah Allah.
Disamping itu, mereka juga selalu berbuat curang dalam timbangan dan takaran.
Nabi Allah Syu'aib Alayhis Sallam selalu mengingatkan mereka tentang akibat
dari perbuatan tersebut, tetapi mereka selalu menentangnya.
Kisah
ini terakam dalam firman Allah,
"Mereka
berkata: "Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang
kena sihir, dan kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami, dan sesungguhnya
kami yakin bahwa kamu benar-benar termasuk orang-orang yang berdusta. Maka
jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit, jika kamu termasuk orang-orang yang
benar. Syu'aib berkata:
"Tuhanku
lebih mengetahui apa yang kamu kerjakan". Kemudian mereka mendustakan
Syu'aib, lalu mereka ditimpa adzab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya
adzab itu adalah adzab hari yang besar.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sungguh, Rabbmu Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang ," (Surah Asy-Syu'ara 26: Ayat 185-191).
Ringkasan Kisah Syu'aib . . .
Syu'aib
ditetapkan oleh Allah untuk menjadi seorang Nabi yang tinggal di timur Gunung
Sinai kepada kaum Madyan dan Aikah. Yaitu kaum yang tinggal di pesisir Laut
Merah di tenggara Gunung Sinai.
Masyarakat
tersebut disebut karena terkenal perbuatan buruknya yang tidak jujur dalam
timbangan dan ukuran. Mereka menyembah berhala bernama Aikah, yaitu sebidang
tanah gurun yang ditumbuhi pepohonan.
Nabi
Allah Syu'aib Alayhis Sallam memperingatkan perbuatan mereka yang jauh dari
ajaran agama, namun kaumnya tak menghiraukannya. Nabi Allah Syu'aib Alayhis
Sallam menceritakan pada kaumnya
kisah-kisah utusan-utusan Allah terdahulu yaitu kaum Nuh, Hud, Shaleh, dan Luth
yang paling dekat dengan Madyan yang telah dibinasakan Allah karena enggan
mengikuti ajaran Nabi. Namun, mereka tetap enggan. Akhirnya, Allah
menghancurkan kaum Madyan dengan bencana.
Ketika
berdakwah bagi kaum Madyan, Nabi Allah Syu'aib Alayhis Sallam menerima ejekan
masyarakat yang tidak mau menerima ajarannya karena mereka enggan meninggalkan
sesembahan yang diwariskan dari nenek moyang kepada mereka. Namun, Nabi Allah
Syu'aib Alayhis Sallam tetap sabar dan lapang dada menerima cobaan tersebut.
Ia
tidak pernah membalas ejekan mereka dan tetap berdakwah. Bahkan, dakwahnya
semakin menggugah hati dan akal. Dalam berdakwah kadang ia memberitahukan bahwa
dia sebenarnya sedarah dengan mereka.
Hal ini
memiliki tujuan agar kaumnya mau menuju jalan kebenaran. Karena itulah ia
diangkat menjadi Rasul Allah yang diutus bagi kaumnya sendiri. Nabi Allah
Syu'aib Alayhis Sallam yang saat itu memiliki beberapa pengikut, mulai mendapat
ejekan kasar dari kaum lain. Bahkan ada yang menganggapnya sebagai penyihir dan
pesulap ulung.
Allah
menimpakan azab melalui beberapa tahap. Kaum Madyan pada awalnya diberi siksa
Allah melalui udara panas yang membakar kulit dan membuat dahaga. Saat itu,
pohon dan bangunan tidak cukup untuk tempat berteduh mereka. Namun, Allah
memberikan gumpalan awan gelap untuk kaum Madyan.
Kaum
Madyan pun menghampiri awan itu untuk berteduh sehingga mereka berdesak-desakan
dibawah awan itu. Hingga semua penduduk terkumpul, Allah menurunkan petir
dengan suaranya yang keras di atas mereka. Saat itu juga Allah menimpakan gempa
bumi bagi mereka, menghancurkan kota dan kaum Madyan.
Makam Syu'aib terpelihara dengan baik di Yordania yang terletak 2 km barat kota Mahis dalam kawasan yang disebut Wadi Syu'aib. Situs lain yang dikenal sebagai makam Syu'aib terletak di dekat Horns of Hattin di Lower Galilee.
Kisah Syu'aib dalam Al-Qur'an . . .
Di
dalam Al-Quran, nama Syu'aib, disebutkan sebanyak 19 kali, yaitu:
Surat
Al A'Raaf 7: ayat 85, 88, 90, 92, dan 93.
Surat
Huud (Hud) 11: ayat 84, 85, 87, 88, 91, 92, dan 94
Surat
Asy Syu'araa 26: ayat 177, 188, dan 189
Surat
Al-Qashash (Al-Qasas) 28 : ayat 25 dan 27
Surat
Al-'Ankabuut (Al-'Ankabut) 29: ayat 36 dan 37
Pada
Surat Al A'Raaf 7: ayat 85-88, Firman Allah Taala:
Dan
(Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syuaib. Ia
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu
selainNya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu.
Maka
sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia
barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya.
Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman".
Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakuti-nakuti dan
menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar
jalan Allah itu menjadi bengkok.
Dan
ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak
jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat
kerusakan.
Jika
ada segolongan daripada kamu beriman kepada apa yang aku diutus untuk
menyampaikannya dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman, maka bersabarlah,
hingga Allah menetapkan hukumnya di antara kita; dan Dia adalah Hakim yang
sebaik-baiknya.
Pemuka-pemuka
dan kaum Syuaib yang menyombongkan dan berkata: "Sesungguhnya kami akan
mengusir kamu hai Syuaib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami,
atau kamu kembali kepada agama kami". Berkata Syuaib: "Dan apakah
(kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak menyukainya?"
Pada
Surat Al A’Raaf 7: ayat 89-93, Firman Allah Taala:
Sungguh
kami mengada-adakan kebohongan yang benar terhadap Allah, jika kami kembali
kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami dari padanya. Dan tidaklah patut
kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki (nya).
Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami
bertawakkal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan
hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.
Pemuka-pemuka
kaum Syuaib yang kafir berkata (kepada sesamanya): "Sesungguhnya jika kamu
mengikuti Syuaib, tentu kamu jika berbuat demikian (menjadi) orang-orang yang
merugi". Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat
yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka, (yaitu) orang-orang yang
mendustakan Syuaib seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu; orang-orang
yang mendustakan Syuaib mereka itulah orang-orang yang merugi.
Maka
Syuaib meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku
telah menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasehat
kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang yang
kafir?"
Pada
Surat Hud 11: ayat 84-90, Firman Allah Taala:
Kepada
(penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syuaib. Ia berkata: "Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan
janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu
dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan
azab hari yang membinasakan (kiamat)." Dan Syuaib berkata:
"Hai
kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu
merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan
di muka bumi dengan membuat kerusakan. Sisa (keuntungan) dari Allah adalah
lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman.
Dan aku
bukanlah seorang penjaga atas dirimu" Mereka berkata: "Hai Syuaib,
apakah shalatmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh
bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang
harta kami.
Sesungguhnya
kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal." Syuaib berkata:
"Hai kaumku, bagaimana fikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari
Tuhanku dan dianugerahiNya aku dari padaNya rezeki yang baik (patutkah aku
menyalahi perintah-Nya)?
Dan aku
tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku
tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih
berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan)
Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepadaNya-lah aku kembali.
Hai
kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan
kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau
kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari
kamu. Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepadaNya.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.
Pada
Surat Hud 11: ayat 91-94, Firman Allah Taala:
Mereka
berkata: "Hai Syuaib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu
katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah
di antara kami; jika tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam
kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami." Syuaib
menjawab:
"Hai
kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah,
sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu?. Sesungguhnya
(pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan." Dan (dia berkata):
"Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat
(pula).
Kelak
kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa
yang berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhan), sesungguhnya aku pun menunggu
bersama kamu." Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syuaib dan
orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan
orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu
jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya.
Pada Surah Asy Syu'araa 26: ayat 177, 188, dan 189, Firman Allah Taala:
Surah 26 Ayat 177: ketika Syuaib berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?,
Surah 26 Ayat 188: Syuaib berkata: "Tuhanku lebih mengetahui apa yang kamu kerjakan".
Surah 26 Ayat 189: Kemudian mereka mendustakan Syuaib, lalu mereka ditimpa 'azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya azab itu adalah 'azab hari yang besar.
Pada Surat Al-Qashash (Al-Qasas) 28: ayat 25 dan 27, Firman Allah Ta'ala:
Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami".
Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syuaib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syuaib berkata: "Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu". Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".
Berkatalah dia (Syuaib): "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik".
Pada Surat Al-'Ankabuut 29: ayat 36 dan 37, Firman Allah Ta'ala:
Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan, saudara mereka Syuaib, maka ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah olehmu Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir, dan jangan kamu berkeliaran di muka bumi berbuat kerusakan". Maka mereka mendustakan Syuaib, lalu mereka ditimpa gempa yang dahsyat, dan jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka.
Rujukan . . .
Sami bin Abdullah bin Ahmad Al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira 2008.
Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira 2008. Ibnu Katsir, Qishashul Anbiyaa', hlm 24. Ibnu Asakir, Mukhtashar Taarikh Damasyaqa, IV/224. Ats-Tsa'labi, Qishashul Anbiyaa' (Al-Araa'is), hlm 36. Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran 2004. Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah PerKata, Syaamil International, 2007.
Alquran.bahagia.us, keislaman.com, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008. Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979. Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. 2008. M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah Al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008. Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, 2008. Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, 1999.
Alquran.bahagia.us, keislaman.com, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008. Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979. Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. 2008. M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah Al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008. Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, 2008. Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, 1999.